Senin, 04 Juni 2012

Juni 04, 2012 Posted by Dayat Java No comments
Posted by Dayat Java on Juni 04, 2012 with No comments
Mengenai Beberapa Distro Linux
Ketika pengguna Linux baru berkenalan dengan Linux, biasanya mereka terbentur pada masalah distro yang akan dipakai/dipilih. Paling enak pakai distro apa, Distro yang cocok buat dekstop apa. demikianlah mungkin. walaupun sebenarnya secara garis besar distro Linux sama yaitu menggunakan 'kernel' Linux, perbedaannya hanya pada paket program, program instalasi, organisasi direktori dan berkas, program aplikasi dan utilitas tambahan. Distro Linux berbeda untuk kebutuhan yang berbeda, bisa saja dipakai dimana kita akan cocok dengan suatu distro jika distro tersebut memberikan apa yang kita butuhkan, contoh jika kita ingin membuat server yang stabil dan customizable mungkin Slackware dan Debian dapat menjadi pilihan, tapi terkadang banyak orang terbiasa dengan distro pilihannya sendiri. Linux-Mandrake memiliki dukungan bahasa dan utilitas yang banyak, distro ini dapat menjadi salah satu pilihan kita untuk desktop. Sebagian besar distro-distro sekarang sudah mengetahui apa yang dibutuhkan pengguna dan kondisi pasar, tinggal kita pintar memilih distro yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan kita. Beberapa contoh distro linux :

1.Trustix Merdeka (TM) Trustix Merdeka merupakan distro Linux yang ditujukan untuk pengguna Indonesia dengan mengambil basis dari Trustix Secure Linux. Distro ini merupakan distro Linux Indonesia yang pertama kali dikembangkan di Indonesia sepanjang yang penulis tahu. Keamanan standarnya diset untuk pengguna dekstop ataupun yang baru mengenal Linux. Hampir tidak ada aplikasi server pada distro ini. Beberapa menu, artikel dan dokumentasinya berbahasa Indonesia yang dikembangkan oleh para pengembang Trustix Merdeka dalam proyek penerjemahan i18n dan terbuka untuk umum bagi yang ingin ambil bagian dalam proyek ini. Beberapa fitur penting dalam Trustix Merdeka (versi 1.2-Raung):
1.XFree86-nya mendukung TTF dan kinerja yang lebih cepat.
2.SWUP, SoftWare UPdater untuk update paket secara aman via Internet.
3.Dukungan anti alias pada KDE.
4.Menu KDE berbahasa Indonesia..
5.Aplikasi multimedia, pengolah kata dan jaringan yang sudah dipilihkan oleh para pengembang.
6.Tambahan aplikasi rpms dalam direktori terpisah agar bisa diinstal sesuai keinginan.

2. Puppy Puppy memberi nyawa kembali pada PC Pentium lama kita. Puppy didesain agar tidak membutuhkan resource yang banyak, baik dari sisi RAM, prosesor, atau graphics card. Untuk itu, Puppy membekali diri dengan beragam aplikasi yang tidak rakus resource. Sebagai contoh, Abiword dan Gnumeric sebagai alternatif paket Open Office, Midori sebagai web browsernya, dan aplikasi alternatif lainnya. Puppy memiliki mode untuk berjalan sepenuhnya di RAM tanpa harus mengakses hard disk. Nilai plus lainnya, jika kita ingin sistem Puppy kembali seperti awal, kita cukup me-reboot-nya. Cara ini efektif untuk sistem yang rentan masalah, misalnya percobaan aplikasi versi beta. Selain di-burn ke CD, Puppy memiliki file image yang bisa ditulis ke flash disk. Alternatif ini bisa lebih mempercepat operasional Puppy. Anda pun memiliki opsi untuk menyimpan perubahan seperti setting desktop ke disk agar saat Puppy di-restart, seluruh setting dibaca ulang dan kondisi sistem dikembalikan persis saat Anda terakhir men-shutdown komputer.

3. Arch Pada distro ini, rolling release dan sistem instalasi dikendalikan sepenuhnya oleh pengguna (hanya meng-install sesuai keperluan) sehingga cocok untuk membuat sistem yang “ramping”. Rolling release memungkinkan Arch selalu ter-update de¬ngan software terbaru tanpa harus menunggu rilis versi distro berikutnya. Arch Linux bisa dikatakan sebagai dis¬tro Gentoo generasi baru, namun minus features compile software. Arch memaketkan aplikasi siap install, sementara Gentoo memaketkan source dari aplikasi sehingga harus di-compile terlebih dahulu. Dengan semakin majunya sistem komputer, proses compile software dianggap tidak lagi memberikan keuntungan signifikan dan di sisi lain dianggap kurang praktis. Pengembang Arch menyadari hal ini, namun demikian Arch tetap menyediakan opsi untuk meng-install-nya via source aplikasi. Source aplikasi bisa di-download dari ABS (Arch Build System) dengan bantuan software, seperti packer. Opsi instalasi via source tersebut terutama menjadi solusi jika software yang ingin di-install belum masuk repository resmi dari Arch Linux.

4. Gento Anda yang gemar men-tuning sistem mungkin akan menyukai Gentoo yang aplikasinya di-install dengan meng-compile source (dipandu sistem Portage). Anda dapat mengontrol berbagai fasilitas yang dibutuhkan, bahkan dapat meng-compile ulang 100% sistem agar lebih berjalan optimal di sistem Anda! Gentoo juga mengandalkan sistem konfigurasi manual oleh user. Jadi, seperti juga Slackware, Anda dituntut untuk dapat memahami berbagai aspek di Linux. Selain itu, Gentoo menganut konsep rolling release, sehingga sistem Anda akan selalu ter-update terus menerus.

5. Debian GNU/Linux Debian GNU/Linux adalah distro non komersial yang dihasilkan oleh para sukarelawan dari seluruh dunia yang saling bekerjasama melalui Internet. Distro ini menginginkan adanya semangat open-source yang harus tetap ada pada Debian. Kedinamisan distro ini membuat setiap rilis paket-paketnya di-update setiap waktu dan dapat diakses melalui utilitas apt-get. Apt-get adalah sebuah utilitas baris-perintah yang dapat digunakan secara dinamis untuk meng-upgrade sistem Debian GNU/Linux melalui apt-repository jaringan archive Debian yang luas. Milis dan forum debian selalu penuh dengan pesan-pesan baik mengenai bug, masalah, sharing, dll. Dengan adanya sistem komunikasi ini bug dan masalah keamanan pada tiap paket dapat dilaporkan oleh para pengguna dan pengembang Debian dengan cepat. Keuntungan dari Debian adalah upgradability, ketergantungan antar paket didefinisikan dengan baik, dan pengembangannya secara terbuka. Beberapa proyek dan turunan Debian GNU/Linux:
•Debian JP,
•Knoppix,
•Libranet
•De2
•DeAl,
•dan lain-lain

0 $type={blogger}:

Posting Komentar